Mencintai tanpa alasan. Kedengarannya sangat aneh sekaligus skeptikal bukan? Memang. Saya sendiri juga masih terheran-heran, mengapa ada konsep seperti ini, terutama di dunia yang masih memikirkan cinta secara “bisnis”.
Cinta secara bisnis? Ya. Ini bukan sekedar hisapan jempol belaka memang. Namun ini adalah benar dan nyata apa adanya. Pernah dengar seperti ini: “Kalau kamu memang mencintai aku, kamu harus bla bla bla…..”. Kedengarannya memang sangat aneh, karena hal itulah yang terjadi di masyarakat kita. Bahkan hal itu dianggap sangatlah normal.
What? Menjijikan bukan? Tapi itulah faktanya. Orang sampai harus memohon-mohon kepada seseorang yang mereka cintai (pria/wanita) agar mereka mau menerima cinta mereka. Tapi apa yang terjadi? Mereka justru dimanfaatkan oleh orang tersebut untuk melakukan hal demi kepentingan mereka yang justru merugikan dirinya sendiri.
Lama-lama, hal ini bisa sangat berbahaya bagi kesehatan mental mereka sendiri, karena mereka tidak bisa lagi mengenal diri mereka sendiri dan mereka menjadi ketergantungan kepada pendapat orang lain layaknya kecanduan game atau hal lain yang menyenangkan.
Lalu, apakah ini yang dinamakan cinta sejati? Bukan. Ini hanyalah cinta topeng alias cinta yang penuh kemunafikan, dimana orang tersebut hanya mencintai karena ada maunya saja. Alias hanya bersifat transaksional.
Kalu cinta hanya bersifat transaksional saja, maka bisa dipastikan cinta tersebut tidak akan bertahan lama, alias sebentar saja. Mengapa? Karena cinta tersebut hanya berdasarkan keinginan material semata saja alias bukan murni dari hati. Jika hal ini terus dipertahankan, maka otomatis justru yang terjadi adalah kerusakan dari dalam diri Anda yang sangat besar. Bahkan bisa berakibat kerusakan mental sampai bunuh diri.
Lalu, bagaimana cinta yang sesungguhnya?
Tunggu artikel berikutnya