Banner Judul BLog Asus (1)

Menjadi Writerpreneur Bersama ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400)

Tidak pernah terpikirkan oleh saya untuk memiliki cita-cita sebagai seorang penulis, terutama penulis online.

Awalnya hanya sekedar iseng-iseng saja, dimana saya memiliki salah satu hobi yang sampai sekarang menjadi kegemaran saya, yaitu membaca dan saya senang sharing mengenai hal yang sudah saya baca.

Sampe ga nyangka kalau hal ini yang awalnya saya anggap remeh bisa menjadi sebuah peluang yang bisa mendatangkan cuan yang prospektif.

Lalu, bagaimana awal mula saya menghasilkan cuan dari tulisan ini?

 

The Beginning

Bermula saat saya duduk di bangku sekolah dasar, tepatnya pada saat kelas 3 SD, dimana saya mengirimkan salah satu karya tulis saya ke salah satu majalah anak, yaitu puisi. Awalnya hal tersebut merupakan sebuah tugas dari guru bahasa Indonesia.

Eh, tidak disangka, karya saya malah dimuat. Padahal, saingannya cukup ketat lho.

Berlanjut pada saat kelas 6 SD, dimana lagi-lagi karya puisi saya dimuat di majalah internal sekolah. Ya, walaupun hal tersebut membuat saya surprise, lagi-lagi tanggapan saya biasa saja. Mengingat pada waktu itu, skill menulis masih dianggap sebagai skill yang tidak terlalu diperhitungkan.

Saat SMP, saya sempat absen dalam skill menulis, dikarenakan saya fokus untuk memilih kegiatan lain, dimana kegiatan tersebut masih saya lakukan, yaitu olahraga (beladiri), walaupun jenis yang saya tekuni sekarang berbeda dengan yang dulu.

Puncaknya pada saat kelas 3 SMA, dimana lagi-lagi seluruh anak kelas 3 mendapatkan tugas untuk membuat sebuah karya ilmiah, dimana karya ilmiah tersebut ya saya buat saja, karena saya berpikir itu adalah sebuah tugas untuk nilai mata pelajaran bahasa Indonesia.

Kejadiannya berawal sewaktu saya diberitahu oleh mama saya, bahwa saya menjuarai lomba menulis melalui kepala sekolah saya.

Awalnya saya tidak mengerti juara lomba apa, karena setahu saya, saya tidak pernah mengikuti lomba apapun.

Namun, setelah diberitahukan lebih lanjut bahwa ternyata lomba yang dimaksud adalah lomba menulis karya ilmiah, dimana karya tulis yang saya dan teman-teman saya ditujukan untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba tingkat nasional yang disponsori oleh salah satu perusahaan farmasi Jepang yang terkenal dan karya saya bisa menjadi salah satu juara nasional.

Cover Majalah Internal Sekolah Saya Waktu SMA (Dok Pribadi)

Pada waktu itu, saya mengambil judul “Lensa Kontak: Berkat atau Bencana?” Mengapa saya mengambil judul demikian?

Karena pada waktu itu, lensa kontak menjadi salah satu trend yang sangat populer, terutama dikalangan remaja, dimana pada saat itu amat sangat digandrungi karena praktis dan tidak perlu repot.

Namun disisi lain, banyak yang mengeluhkan bahwa pemakaiannya sangatlah ribet, karena baik perawatannya yang njlimet maupun sangat sensitive, terutama jika dibandingkan dengan kacamata biasa, maupun pemakaiannya yang penuh dengan kehati-hatian.

Awalnya saya kaget, karena saya tidak pernah berpikir untuk sampai masuk 10 besar nasional.

Artikel yang Memuat Prestasi Saya (Dok Pribadi)

Ya walaupun hanya menjadi tidak menjadi juara utama, namun hal ini cukup membanggakan diri saya sendiri maupun sekolah, karena bisa lolos 10 besar nasional saja sudah menjadi prestasi yang luar biasa.

Bahkan (lagi-lagi) masuk kedalam majalah internal sekolah sebagai salah satu siswa yang berprestasi dan sempat tapping (rekaman) untuk program di salah satu stasiun TV di Jakarta plus disiarkan secara nasional.

Namun, saya waktu itu merasa biasa-biasa saja. Karena waktu itu saya berpikir bahwa skill menulis saya ini adalah iseng semata, dimana mungkin skill ini hanya untuk sekedar hobi saja dan tidak akan pernah bisa untuk menghasilkan uang.

 

Dari Masa Percobaan Menjadi Kerja Betulan

Pada saat saya kuliah di salah satu sekolah komunikasi ternama di Jakarta, saya sempat bergabung di salah satu klub media di kampus saya, dimana (lagi-lagi) skill menulis saya kembali diasah, karena salah satu tugas saya waktu itu adalah membuat script atau naskah untuk sebuah siaran atau program yang diadakan oleh klub media saya.

Well, lagi-lagi menulis. Saya sendiri sampai terheran-heran, ada apa dengan menulis ini? Apakah ada sesuatu yang sakral dalam bidang ini? Atau….?

Ya, saya sendiri awalnya tidak tahu apa yang harus saya perbuat dan mengapa saya selalu bertemu bidang yang saya sendiri tidak sadari yaitu penulisan. Saya jalankan saja dan biarkan layaknya air mengalir.

Lumayan, dulu pernah ada jabatannya waktu masih di kampus. Hehehe (Dok pribadi)

Memasuki semester 7, saya melakukan program magang, dimana hal tersebut menjadi salah satu mata kuliah wajib di kampus saya.

Kebetulan saya mendapatkan tempat magang di salah satu stasiun radio yang terkenal di Jakarta dan nasional, karena salah satu stasiun radionya merupakan salah satu stasiun radio terkenal untuk anak muda yang sekarang umurnya sudah ½ abad (50 tahun).

Namun saya tidak ditempatkan di pos tersebut, melainkan di stasiun radio untuk kalangan dewasa muda. Awalnya saya magang di bagian promosi, karena jurusan yang saya ambil adalah jurusan PR (public relations atau hubungan masyarakat).

Kamis manis berseragam hitam 🙂

Akan tetapi, pada saat akhir magang, saya dipanggil oleh salah satu PD (program director) untuk bekerja di sana.

Disinilah saya merasa bingung, karena saya sendiri belum berpengalaman alias nubie di bidang penyiaran. Namun, setelah saya diyakinkan oleh HRD manager dan (kebetulan juga) bahan skripsi saya juga mengenai radio tersebut, akhirnya saya menerima tawaran tersebut.

Alasan saya menerima tawaran tersebut selain untuk bahan skripsi adalah karena mereka juga sedang ketar ketir menghadapi salah satu stasiun radio yang masih baru dan memiliki segmentasi atau demografi yang sama, namun bisa merebut hati para pendengar stasiun radio tempat saya bekerja. Lumayan, dari masa percobaan keterima kerja beneran.

Foto lagi nongki sama rekan kerja (Dok Pribadi)

Serta saya menerima hal tersebut sebagai sebuah tantangan, dimana saya ingat salah satu perkataan dosen saya, dimana kalau mau menjadi PR professional atau mau bekerja di perusahaan yang bonafit, minimal berpengalaman kerja di media akan lebih mudah keterima, karena mereka lebih terbiasa untuk bekerja dengan deadline yang luar biasa ketatnya.

Waktu itu, saya diterima di bagian media monitoring sekaligus assisten PD dan produser, dimana saya bertugas untuk memantau pergerakan beberapa stasiun radio di Jakarta yang memiliki demografi sama persis seperti stasiun radio tempat saya bekerja.

Termasuk menganalisa lagu apa saja yang paling banyak diputar, serta bagaimana model konten program yang disiarkan di radio-radio tersebut.

Tidak hanya itu juga, saya juga bertugas untuk mencari ide dan bahan untuk acara morning show, karena salah satu kekuatan dari stasiun radio adalah morning show, dimana banyak orang yang mendengarkan acara radio pada saat pagi hari saat mereka pergi kerja supaya mereka bisa tambah semangat. Hehehe.

Lagi-lagi skill menulis saya terpakai lagi, karena saya juga harus membuat rangkuman mengenai bahan atau tema yang sudah saya kumpulkan untuk diserahkan kepada produser.

Ada sebuah pengalaman menarik pada saat saya bekerja disana, dimana pada saat itu saya mendapatkan sebuah tugas untuk mewawancarai salah satu pemain bola asal Portugal dengan bahasa spanyol, karena kendala bahasa.

Karena waktu itu ada pertandingan persahabatan antara timnas Indonesia dengan salah satu klub sepakbola asal Spanyol yang cukup terkenal, dimana stasiun radio tempat saya bekerja menjadi salah satu official media partner bagi acara tersebut.

Foto dengan pemain sepakbola yang saya wawancarai (dok pribadi)

Plus, pada saat itu, saya sedang mengikuti kursus bahasa spanyol. Sehingga hal ini menjadi kesempatan saya untuk bisa melatih skill bahasa spanyol saya.

Luar biasanya lagi, semua tim stasiun radio saya mendukung untuk membantu mereka menjadi penterjemah bahasa spanyol-Indonesia dan hal ini cukup membuat saya bangga.

 

Pasca Bekerja di Stasiun Radio

Saya bekerja di stasiun radio tersebut mulai November 2011-Agustus 2012, karena masa kontrak saya sudah habis. Akan tetapi, saya bersyukur, karena saya bisa memiliki pengalaman yang unik dan menarik seputar dunia media.

Namun seringkali, harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Pada saat saya mulai lulus (sebelum wisuda), saya kesulitan dalam mencari pekerjaan.

Beruntungnya, saya diterima kerja di sebuah perusahaan software akunting di bagian marketing. Namun, hanya bertahan selama 6 bulan, karena pada saat itu perusahaan sedang ada masalah keuangan.

Setelah itu, saya diterima di perusahaan jasa pelatihan ISO di bagian marketing assistant, dimana (lagi-lagi) keahlian menulis saya mulai diasah kembali. Disana, tugas saya adalah membuat copywriting untuk brosur, email marketing serta artikel untuk konten website.

Sayangnya, saya hanya bertahan 1 tahun, karena perusahaannya sedang kesulitan keuangan dimana beberapa karyawan terkena imbas PHK dan saya adalah salah satunya.

Namun untungnya, disela-sela bekerja, saya mulai mengambil kursus digital marketing & internet marketing dimana hal ini sangat membantu mengasah skill menulis saya dan saya mulai menemukan passion saya kembali.

Sayangnya, ditengah perjalanan, saya sempat minder, karena terpengaruh oleh orang disekeliling saya mengenai pilihan saya menjadi penulis. Maklum, pada saat itu dunia digital masih menjadi sebuah barang baru di masyarakat Indonesia.

Akhirnya saya mulai beralih profesi. Mulai coba jualan dropship (casing HP sampai suplemen kesehatan untuk fitness), web design, sampai coaching. Namun, semuanya tidak ada yang membuat saya sreg dan saya hampir menyerah waktu itu.

Sampai pada akhirnya, ada beberapa peristiwa/tanda yang membuat saya memutuskan kembali menjadi seorang penulis online atau writerpreneur. Diantaranya adalah:

 

1. Teman mama saya: Pada saat saya sedang down, mama saya menawarkan untuk ikut program career development yang dimiliki oleh salah satu teman mama saya. Saya berpikir, boleh juga. Kenapa tidak? Awalnya, saya tidak yakin akan kemampuan saya.

Akan tetapi, setelah Beliau membaca tulisan di blog saya, Beliau sangat tertarik kepada skill yang saya miliki ini. Plus, Beliau juga sedang mencari seorang content writer untuk bekerja membantu mengurus konten bisnisnya.

Pada saat saya pelatihan, Beliau juga memberikan saya beberapa tugas serta pekerjaan untuk mengurus konten-konten Beliau, misalnya copy ads, IG post, artikel, dsb. Sampai sekarang, Beliau adalah salah satu customer setia saya.

 

2. Mentor Internet Marketing Saya: Saat saya mengikuti kelas Beliau mengenai bagaimana membangun sebuah bisnis online yang sesuai dengan passion, hal yang terlintas di kepala saya adalah jasa menulis, affiliate marketing, coaching dan produk digital.

Saat Beliau melihat dan menganalisa ketiga hal ini, Beliau menyarankan saya untuk memilih yang pertama (jasa menulis). Mengapa? Karena Beliau juga salah satu langganan saya untuk membantu membuatkan konten maupun promotion tools (banner, copy ads, email marketing, dll).

Beliau juga sudah tahu bagaimana kualitas tulisan saya, sehingga Beliau mengatakan bahwa lebih baik saya fokus dengan jasa penulisan online, karena memang marketnya yang selalu berkembang (dinamis).

 

3.  Tarot Reading: Masih belum percaya juga, saya iseng-iseng bertanya kepada sahabat saya. Kebetulan sahabat saya ini adalah seorang tarot reader. Saya sendiri bersikap 50:50 mengenai hal ini. Saya bertanya mengenai bisnis online yang prospektif untuk saya: Apakah jasa penulisan atau web design?

Setelah dibacakan, hasilnya lagi-lagi adalah: Jasa Penulisan Online! Edan tenan! Perasaan sayapun mulai campur aduk. Antara mau ketawa, bingung dan shock.

Hasil bacaan tarot dari teman saya (dok Pribadi)

Ada apa ini? Batin saya, karena teman yang membacakan tarot ini pun mengatakan bahwa jasa ini akan memberikan saya kebahagiaan secara batin dan spiritual. Namun, pada waktu itu, saya masih takut untuk keluar dari zona nyaman saya & ragu akan pilihan ini. Tapi pada akhirnya, saya bisa meraih apa yang saya inginkan.

Bisa disimpulkan bahwa memang jasa penulisan online alias writerpreneur adalah sesuatu yang cocok untuk diri saya.

Ok, sayapun memutuskan untuk menjalankannya. Saya sangat disarankan untuk mengambil program sertifikasi penulis professional. Awalnya saya berpikir, “Ah, mana ada program seperti ini?”

Setelah saya cari di google, ternyata ada dan program inilah yang membuat kehidupan saya sebagai seorang writerpreneur menjadi berubah.

 

4. Sertifikasi Penulis: Setelah saya menemukan program sertifikasi penulis online atau dikenal sebagai , saya memutuskan untuk join dan mempelajari program tersebut. Ternyata sangat menarik dan bahasanya mudah dimengerti. Sayapun semakin enjoy dan menikmati proses pembelajaran yang ada.

Sampai ada sebuah pengumuman di WA grup mengenai webinar yang diselenggarakan sebagai temu online antar peserta. Di webinar kedua, diumumkan bahwa salah satu persyaratan kelulusan untuk bisa mendapatkan sertifikat, yaitu membuat sebuah artikel. Setelah berpikir panjang, saya memutuskan untuk membuat artikel mengenai digital nomad.

Mengapa saya membuat artikel ini? Karena saya melihat bahwa digital nomad ini sudah sangat booming, namun masih sedikit yang membahas hal ini. Akhirnya saya melihat ini sebagai peluang besar untuk bisa saya bahas.

Jadi Juara 1 (Dok Pribadi)

Setelah beberapa minggu, keluarlah pengumuman siapa saja yang lulus dan betapa kagetnya saya, karena saya bisa menjadi juara 1 dan peserta terbaik untuk batch sertifikasi ini. Hal ini sebenarnya memang diluar ekspektasi saya, mengingat jumlah pesertanya waktu itu sebanyak

Akhirnya saya menerima bahwa memang writerpreneur adalah jalan yang disiapkan oleh Semesta untuk saya bisa berkarya dan melayani sesama.

Ya, itulah perjalanan hidup saya mengapa saya menjadi seorang writerpreneur. So, pastinya Anda penasaran kan, apa sih writerpreneur itu dan bagaimana gambaran mengenai hal ini?

Nah, monggo bersama-sama melangkah ke bagian selanjutnya.

 

Apa itu Writerpreneur dan Benefit Apa Saja yang Didapatkan?

 

Istilah writerpreneur sendiri baru mulai populer beberapa waktu ini, terutama pada era digital sekarang. Writerpreneur adalah orang yang mampu menghasilkan uang di era digital dengan menggunakan keahlian menulis mereka (entah menjadi karyawan, menjual jasa maupun membuka agency).

Mengapa demikian? Karena awalnya pekerjaan ini memang memiliki ruang lingkup yang terbatas, yaitu hanya seputar editor, penulis buku, wartawan, penulis naskah (TV, Film, radio), dimana pada saat itu platform atau media masih sangat terbatas.

Tidak hanya itu saja, penulis juga identic dengan masa depan yang suram, karena penghasilannya yang serba tidak menentu, serta gaya hidup yang tidak sehat (makan sembarangan, begadang, ngopi, merokok, dll).

Hal inilah yang membuat saya sempat mengubur bakat saya untuk menjadi seorang penulis dan memilih untuk mengikuti gengsi atau arus, yaitu menjadi karyawan bagian marketing atau pemasaran.

Namun sekarang? Semakin berkembangnya teknologi membuat pekerjaan penulis menjadi sangat bervariasi. Mulai dari blogger, social media, sampai UI/UX Writer, membuat dunia penulisan menjadi lebih berwarna dan variatif. Bahkan memiliki masa depan yang lebih cerah.

Lalu apa hubungannya teknologi dengan dunia penulisan? Begini, teknologi diciptakan supaya manusia bisa saling terhubung satu dengan yang lainnya, meskipun dalam jarak yang sangat jauh dan untuk menghubungkan satu dengan yang lainnya, dibutuhkan komunikasi.

Nah, pastinya sangat tidak mungkin kan jika hanya mengandalkan komunikasi langsung saja. Mengapa demikian?

Karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga, dimana manusia sendiri tidak bisa berkomunikasi langsung terus-menerus. Akhirnya, digunakanlah komunikasi tidak langsung atau tertulis untuk menyampaikan pesan kepada audience atau public, sehingga pesan tersebut bisa diakses dan dikonsumsi kapanpun dimanapun.

Mereka harus bisa menyampaikan pesan secara tepat kepada target audience yang dituju supaya audience tidak saja paham, namun juga bisa mengambil tindakan atau keputusan karena adanya perubahan pola pikir setelah membaca pesan tersebut.

Sangat menarik bukan? Lalu, apa saja manfaat yang didapatkan dari menjadi writerpreneur ini? Baiklah, saya akan mensharingkan beberapa manfaat ini berdasarkan pengalaman saya kepada Anda, antara lain:

1. Mendapatkan banyak pengetahuan dari berbagai bidang

Menjadi seorang writerpreneur berarti Anda bekerjasama dengan orang-orang dari kalangan industry yang berbeda. Mulai dari industry teknologi, people development, sampai FMCG.

Dengan Anda mengerjakan project dari industry yang berbeda-beda, maka secara tidak langsung Anda akan mendapatkan pengetahuan dan sudut pandang baru mengenai hal yang sebelumnya tidak pernah Anda bayangkan.

Misalnya: Saya pernah mengerjakan sebuah project pembuatan artikel mengenai neuroscience, dimana hal ini adalah sesuatu yang baru untuk saya. Setelah saya membaca dan mengolahnya lebih dalam lagi, saya bisa tahu banyak mengenai bagaimana otak manusia bekerja dan meningkatkannya secara maksimal.

 

2.  Klien Bisa Order Berbagai Macam Jenis Penulisan

Saya sendiri adalah seorang writerpreneur yang memiliki spesialisasi di pembuatan artikel/blog/content writing, copywriting, email marketing dan ghostwriting. Terkadang, klien bisa meminta lebih dari 1 orderan penulisan. Misalnya, dia ingin dibuatkan copywriting untuk website plus artikel, dsb.

Saya pernah mendapatkan order untuk membuat 10 artikel dan ebook sebanyak 15 halaman dari 1 klien plus waktu itu juga ada order dari salah satu sahabat saya di Bali untuk dibuatkan artikel mengenai dunia kerja.

Selain itu, saya juga iseng mengikuti seleksi paid blogger dari salah satu perusahaan aplikasi kesehatan mental dan akhirnya saya terpilih. Tugasnya waktu itu adalah membuat artikel advertorial mengenai kesehatan mental sekaligus promosi aplikasi tersebut.

Hasilnya ditotal sebesar Rp 2.200.000, – dan ini adalah hasil yang lumayan besar. Hehehe.

 

Bayangkan jika 1 klien mengorder orderan rutin sebesar Rp 1.500.000, – dan Anda punya tambahan 5 klien yang juga order rutin sama seperti klien tersebut. Per bulan Anda bisa mendapatkan Rp 9.000.000, -. Mantap kan? Hehehe.

 

3.Bisa Dilibatkan Dalam Berbagai Macam Project Milik Klien

Mulai dari project kecil sampai project besar, semua sudah pernah saya dapatkan. Bahkan dari 1 klien, saya pernah mendapatkan sebuah pengalaman yang luar biasa dalam menghandle sebuah project besar.

Saya sendiri pernah terlibat dalam sebuah big project milik klien, dimana ada salah satu klien saya pernah memenangkan sebuah tender dari salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Saya diminta tolong membuatkan konten untuk kepentingan project tersebut, dimana prosesnya memang sangat membuat pusing, lelah dan seringkali harus tidur cepat karena harus bangun pagi subuh untuk kejar deadline.

Belum lagi kalau ada revisi atau order dadakan. Wah, pening kepala langsung. Hehehe. Tapi, kepuasannya itu lho yang ga bisa diungkapkan dengan kata-kata. Rasanya kalau sudah selesai dan projectnya lancar? Semuanya lega.

 

4. Mendapatkan Banyak Kenalan Baru

Menjadi seorang writerpreneur bukan berarti hanya diam saja menunggu orderan. Justru Anda harus aktif di berbagai forum atau komunitas. Ada berbagai macam komunitas yang bisa Anda ikuti.

Mulai dari penulis, blogger, sampai bisnis. Anda bisa mendapatkan banyak hal baru disana. Dari skill sampai kenalan. Bahkan tidak menutup kemungkinan peluang kerjasama terbuka lebar disana.

 

5. Jam Kerja yang Fleksibel

Mau kerja dimana saja? Bisa. Jam berapapun? Bisa. Asalkan ada koneksi internet serta keamanan yang memadai. Hehe.

Saya sendiri senang bekerja di waktu subuh (jam 3 atau 4 pagi) dan weekend. Mengapa? Karena suasananya yang tidak berisik, hawanya yang sejuk, sehingga saya bisa lebih fokus dan ekstra produktif dalam bekerja.

Selain itu, kalau saya bosan bekerja dari rumah, saya bisa berpindah tempat kemanapun sesuai dengan keinginan saya. Misalnya di coworking space, mall, maupun coffee shop.

Bahkan kedepannya, bisa bekerja diluar area kota dimana Anda tinggal; entah itu di luar provinsi, maupun luar negeri.

Edan! Ternyata jadi writerpreneur itu menarik ya. Tapi, apakah writerpreneur itu punya spesialisasi masing-masing bidang? Ya. Writerpreneur sendiri terbagi-bagi kedalam beberapa spesialisasi. Apa saja spesialisasinya?

 

Jenis-Jenis Writerpreneur

Seperti yang sudah saya jelaskan secara singkat, di jaman digital ini pekerjaan penulis tidak hanya sebatas menulis buku atau berita saja. Namun, sudah berkembang kearah kebutuhan platform bisnis seperti socmed, blog, website, dsb.

Sebenarnya ada banyak sekali jenis-jenis pekerjaan penulis online atau writerpreneur. Namun, saya akan berikan beberapa jenis writerpreneur yang memiliki kebutuhan besar dalam masyarakat, antara lain:

1. Blogger

Blogger adalah seorang penulis yang menulis sebuah artikel dengan sudut pandang atau pengalaman pribadi.

Biasanya seorang blogger memiliki tulisan dengan berbagai macam tema dan lebih mengedepankan jumlah view, traffic atau likes dari postingan yang ia buat dan jenis tulisan yang dibuatnya

Umumnya konten yang ia tulis adalah konten untuk kepentingan pribadinya yang bisa ia sebarluaskan ke public dan menggunakan bahasa yang informal.

 

2. Content Writer

Sekilas memang mirip dengan blogger. Namun, jika dilihat lebih dalam lagi, content writer memiliki perbedaan yang signifikan dengan blogger.

Content writer lebih mengutamakan penulisan dari sudut pandang atau pengalaman dari audience maupun orang yang memiliki keahlian tertentu.

Pada umumnya, tujuan content writer membuat sebuah tulisan adalah untuk kepentingan komersil agar audience atau klien bisa memiliki impresi terhadap tulisan yang dipublikasikan.

Sehingga mereka bisa teredukasi atau mendapatkan pengetahuan baru, tingkat kepercayaan pada sebuah brand atau perusahaan juga meningkat yang berujung pada kenaikan sales secara tidak langsung.

Jenis tulisan yang dibuat oleh content writer tidak hanya sebatas artikel saja. Namun, ada berbagai macam tulisan lainnya seperti press release, artikel SEO/SEM, dll.

 

3. Copywriter

Profesi yang satu ini juga sedang ngetrend akhir-akhir ini. Copywriter adalah seorang penulis yang bertugas untuk menulis sebuah kata-kata atau kalimat, berupa slogan atau jargon yang bersifat persuasive maupun provokatif yang bisa memicu emosi individu untuk mengambil sebuah tindakan atau memutuskan sesuatu.

Biasanya copywriter diminta untuk menulis untuk kepentingan promosi, iklan, atau kampanye di media promosi misalnya POP (Point of Promotion), banner, website, sales page, email marketing, dll.

 

4. Ghostwriter

Hii, namanya kok seram ya? Ini kerjaannya nulis novel horror atau emang pake bantuan tenaga “ghoib” buat nulis?

Eh, jangan salah mikir dulu. Hehehe. Ghostwriter ini adalah seseorang yang bertugas untuk menulis buku yang dipesan oleh klien, dimana seolah klien tersebut yang menulis buku tersebut.

Ghostwriter biasanya terlibat dari proses produksi. Mulai dari penyusunan materi, pembuatan book plan, riset bahan, penulisan, editing sampai percetakan. Namun, ghostwriter jaman sekarang juga bisa membantu untuk menulis atau membuat buku dalam format ebook.

 

5. UI/UX Writer

UI/UX Writer adalah seorang penulis yang bertugas untuk membuat instruksi atau panduan penggunaan sebuah produk digital (aplikasi, website, dll) supaya para pengguna bisa lebih memahami dan menggunakannya dengan baik.

Biasanya, kata-kata yang mereka gunakan jauh lebih singkat (microcopy) karena space penulisan yang sangat terbatas dibandingkan dengan copywriting.

 

6. Scriptwriter

Scriptwriter sendiri bertugas untuk membuat sebuah naskah acara. Acara disini tidak hanya sebatas acara di platform konvensional seperti TV, radio, dll. Namun juga platform modern seperti podcast, youtube, tiktok, dll.

 

Menarik bukan? Ternyata menjadi writerpreneur itu memiliki opsi atau jenis yang unik sekaligus menarik. Kalau saya sendiri sebenarnya spesialisasi di bidang content writing, karena saya sangat suka melakukan riset dan analisa. Hehehe. Kalau Anda sendiri lebih suka yang mana?

Setiap bisnis pastinya membutuhkan skill supaya bisnis tersebut bisa meningkat. Begitupun juga untuk menjadi seorang writerpreneur. Tidak bisa punya mindset “yang penting bisa nulis titik.”, karena asal nulis saja juga hasilnya akan percuma. Lalu, skill apa yang diperlukan untuk menjadi seorang writerpreneur?

 

Skill Penting Untuk menjadi Writerpreneur

Pastinya Anda mulai bertanya, skill apa sih yang diperlukan untuk menjadi seorang writerpreneur? Pada dasarnya, semua orang bisa menjadi seorang writerpreneur.

Namun untuk menjadi seorang writerpreneur yang professional, ada berbagai macam skill yang diperlukan. Namun, saya akan merangkumnya kedalam 4 skill utama, yaitu 2 softskill dan hardskill:

A. Soft Skills:

1. Research Skill

Saat membuat sebuah tulisan, biasanya para writerpreneur akan melakukan riset atau penelitian sebagai langkah untuk mengumpulkan bahan atau data penulisan. Lalu mereka akan mengolah data tersebut menjadi sebuah tulisan yang menarik.

Dibutuhkan skill untuk meriset suatu masalah secara mendalam agar tulisan yang dihasilkan bisa berbobot serta memiliki kredibilitas yang tinggi.

Tidak hanya itu saja. Dalam melakukan riset, seorang writerpreneur juga harus memiliki rasa ingin tahu yang mendalam serta kepekaan terhadap sebuah masalah supaya mereka bisa mendapatkan data yang akurat dan menarik.

 

2. Kreativitas

Kreativitas disini tidak hanya mengenai bagaimana membuat tulisan yang menarik. Namun juga keberanian untuk mengulas sebuah hal dari sisi berbeda yang tidak pernah orang lain pikirkan atau eksplore sebelumnya.

Misalnya mengenai sepakbola, dimana kebanyakan para penulis akan membahas mengenai prestasi, taktik, pemain, dll.

Namun, seorang writerpreneur yang kreatif akan membahas hal-hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Misalnya mengenai skema atau model pengaturan skor yang dilakukan oleh mafia sepakbola dalam sebuah liga atau skema pendanaan sebuah klub dari investor, maupun sejarah mengapa sebuah klub sepakbola memakai pemain dari negara tertentu.

 

B. Hardskill

3. SEO

Banyak orang yang “menganak tirikan” SEO. Padahal, SEO sendiri sudah terbukti sebagai salah satu strategi marketing online organic yang ampuh. Menurut data dari eannovate, 50% lebih traffic yang mengklik untuk masuk kedalam website bersumber dari mesin pencarian (google).

Serta jika sebuah website berada di halaman pertama, maka peluang untuk mendapatkan jumlah traffic tersebut bisa mencapai 90%.

Apa hubungannya dengan writerpreneur? Seorang writerpreneur harus mampu membuat sebuah tulisan (artikel) yang SEO friendly, menganalisa kata kunci, serta update dengan perkembangan algoritma google dengan tujuan agar sebuah website bisa masuk ke halaman pertama google.

Dengan menggunakan artikel yang mereka tulis untuk membantu memecahkan sebuah permasalahan yang dihadapi oleh target market mereka, mereka bisa menarik mereka untuk mengklik artikel dengan tujuan supaya mereka masuk ke dalam website tersebut.

Semakin banyak klik atau traffic yang masuk, maka peluang terciptanya konversi atau sales akan semakin besar.

 

4. Design Grafis

Memiliki skill desain grafis juga sebagai salah satu skill tambahan yang diperlukan oleh seorang writerpreneur. Seorang writerpreneur tidak hanya menyajikan tulisan yang enak dibaca saja, namun juga perlu menyajikan beberapa tampilan visual (seperti infografik, banner, dll) supaya audiens tidak merasa bosan.

Untuk softwarenya sendiri, bisa menggunakan canva jika tidak mau ribet. Namun, jika memerlukan editing khusus, bisa menggunakan software tertentu, seperti photoshop.

Sebenarnya skill ini bisa Anda kuasai dengan baik, asalkan Anda punya tekad kuat serta mau tetap konsisten dalam mengaplikasikannya. Lalu, apalagi yang dibutuhkan sebagai seorang writerpreneur? Sudah pasti laptop (Ya iyalah, masa pake mesin ketik gitu? Hehehe).

Sebagai seorang writerpreneur, pastinya memiliki mobilitas yang tinggi, karena pekerjaan mereka bisa berpindah-pindah tempat, mulai bekerja dari rumah, café, sampai di negara lain. Sudah pasti mereka membutuhkan laptop dengan kriteria sebagai berikut:

1. Ringan
2. Tangguh
3. Koneksi anti lemot
4. Ga bikin mata sakit
5. Nyaman untuk digunakan (User Friendly)
6. Kinerja extra turbo

Pertanyaannya adalah: Apakah ada laptop yang memenuhi kriteria tersebut?

Tenang saja. Ada laptop yang memenuhi kriteria tersebut, yaitu dari brand ASUS.

ASUS lagi? Betul. ASUS memang selalu memanjakan para penggunanya; baik itu pengguna lama maupun baru dengan cara memberikan inovasi melalui produk berteknologi canggih yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kenyamanan mereka.

Salah satunya adalah meluncurkan produk ASUS ZenBook 14X OLED (UX5400), dimana laptop ini merupakan laptop ringan dengan spesifikasi kinerja yang maksimal, sehingga praktis dan bisa mempermudah Anda untuk melakukan pekerjaan harian Anda.

Ah, masa sih? Kalo laptop mini gitu kan biasanya gampang lemot. Apalagi kalau spesifikasinya tinggi. Biasanya ukurannya gede atau berat gitu. Bikin pegel cing! Udah gitu ga praktis lagi!

Tenang dulu. ASUS ZenBook 14X OLED (UX5400) adalah laptop yang sangat unik, bahkan sangat menunjang kebutuhan sebagai writerpreneur.

Lha kok bisa?

Yuk kita bahas satu per satu apa saja kelebihan yang ada dalam laptop ini:

1. Ringan dan Minimalis

Syarat pertama untuk sebuah laptop bagi writerpreneur adalah ringan, karena mereka bekerja secara mobile dan keluhan yang mereka sering alami (termasuk saya) adalah laptop yang bebannya berat dimana hal ini membuat punggung dan pinggang sakit, serta boros space (tempat) yang banyak; baik itu saat dimasukan kedalam tas, maupun di meja kerja.

Kebayang dong betapa ribet dan sakitnya menjalani penderitaan ini? Beban hidup aja udah berat, apalagi sampe bawa-bawa laptop berat plus makan space. Tambah sakitlah!

ASUS ZenBook 14X OLED (UX5400) memiliki ukuran yang minimalis yaitu ketebalan 16.9 mm, ukuran 31.12 x 22.12 x 1.69 dan berat 1.4 KG sehingga tidak boros space dan punggung Anda bisa jauh lebih nyaman karena bobotnya yang ringan serta mendukung mobilitas bagi Anda yang suka bekerja secara nomad.

Menarik sih. Tapi kan biasanya kalau laptop ukuran kecil gitu kan suka rapuh. Bodinya gampang rusak. Udah gitu keamanannya juga perlu dipertanyakan. Nanti kalau misalnya ada teman iseng yang nyalain laptop tanpa seijin atau diketahui oleh saya bagaimana dong?

 

2. Tangguh

Syarat kedua untuk sebuah laptop bagi para writerpreneur adalah laptop tersebut harus tangguh. Tangguh disini bukan hanya sekedar tangguh secara fisik, namun juga tangguh secara keamanan.

Karena percuma jika laptop tersebut tangguh secara fisik, namun rentan untuk dinyalakan secara sembarangan.

ASUS ZenBook 14X OLED (UX5400) sendiri sudah memenuhi 2 syarat ketangguhan yang saya sebutkan diatas, yaitu ketangguhan secara fisik dan keamanan. Kita bahas satu per satu:

a. Fisik

Secara fisik, laptop ini dikatakan sangat tangguh dan kuat, karena sudah lulus uji ketahanan berstandar militer dan bersertifikat lolos uji ketahanan berstandar US Military Grade (MIL-STD 810H).

Hal ini dibuktikan dengan pengujian ekstrim yang sudah dilewati oleh ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) di antaranya adalah tes jatuh, tes getaran, hingga tes operasional pada lingkungan ekstrem.

 

b. Keamanan

Kebayang ga, pas lagi ninggalin laptop, tiba-tiba ada yang iseng nyalain laptop, terus login abis itu ngutak-ngatik data? Waduh, ngeri banget kan?

Nah, ASUS ZenBook 14X OLED (UX5400) sudah dilengkapi dengan Integrated Fingerprint Scanner, dimana tombol loginnya sudah dilengkapi dengan fitur pembaca sidik jari, sehingga Anda akan merasa aman dan tidak was-was jika ada orang lain yang “iseng” login ke laptop Anda sembarangan.

Wah, tangguh juga ya laptopnya. Tapi kalau koneksinya lemot, ya sama saja bohong dong. Nyambung ke wifi lambatnya bikin pusing, apalagi buat transfer data. Hmm, apakah ASUS ZenBook 14X OLED (UX5400) ini adalah laptop yang memiliki koneksi yang lemot?

 

3. Koneksi Anti Lemot

Salah satu hal yang bikin malas orang dalam menggunakan laptop adalah koneksi yang super lemot; baik itu pada saat terkoneksi ke Wifi, maupun transfer data. Hal ini tentu saja membuat orang stress karena waktunya habis hanya untuk menunggu waktu koneksi Wifi yang lama atau transfer data yang sangat lambat.

Apalagi jika kedua hal tersebut dilakukan secara bersamaan. Walah-walah, bukannya makin produktif, tapi malah makin sensitif hanya karena masalah koneksi saja bikin sensi sampe emosi. Hehehe.

Untuk permasalahan ini, ASUS ZenBook 14X OLED (UX5400) dilengkapi dengan Wifi 6 yang memberikan kecepatan koneksi serta transfer data yang tinggi serta stabil. Sehingga Anda tidak perlu pusing soal koneksi super lemot.

Tidak hanya soal koneksi wifi saja. ASUS ZenBook 14X OLED (UX5400) juga dilengkapi dengan dua port USB Type-C Thunderbolt™ 4 yang berkecepatan transfer data tinggi sebesar 40Gbps, sehingga Anda ga perlu jadi sewot gara-gara koneksi yang lemot dan bolot.

Gila! Kecepatan koneksinya ga nanggung banget sih! Ini sih memang laptop mini supercanggih!

Cuman untuk layarnya gimana ni? Karena salah satu keluhan banyak orang kalau pakai laptop itu matanya sering sakit.

Apakah layar Zenbook 14X OLED (UX5400) aman untuk kesehatan mata? Atau malah bikin mata tambah perih?

 

4. Nyaman Untuk Mata

“Jangan kerja terlalu lama di depan computer lho! Nanti matanya sakit/cepat rusak!” Sering dengar perkataan seperti ini? Ya. Orang tua, pasangan, maupun orang lain memang sering mengingatkan agar tidak menatap layar computer atau gadget terlalu lama.

Namun, apakah ada penjelasan secara medis mengenai hal ini?

Ternyata, gadget yang sering digunakan untuk keseharian mengeluarkan sebuah cahaya yang dinamakan cahaya biru (blue light) yang memiliki dampak negative bagi kesehatan mata.

Dilansir dari halodoc, cahaya biru adalah cahaya tampak yang memiliki panjang gelombang antara 400-450 nanometer (nm) dan dapat menimbulkan terjadinya radikal bebas daripada warna cahaya tampak yang lain, misalnya hijau atau merah.

Hal ini terjadi karena radiasi bluelight memiliki lebih banyak energi per foton cahaya, dimana jika mata manusia tidak bisa memblokirnya dengan baik dan menembus ke retina, maka dalam dosis yang tinggi, bisa memicu gangguan mata seperti iritasi dan kering.

Gangguan ini memang sangat menyebalkan bagi para writerpreneur, dimana seringkali mereka harus menghabiskan waktu yang lama untuk melakukan aktivitas mereka. Mulai dari research bahan konten, skimming, editing, sampai posting. belum lagi hal lain yang mereka lakukan di depan laptop dimana secara langsung maupun tidak berdampak kepada kesehatan mata mereka.

ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) memiliki teknologi OLED dimana teknologi ini telah mengantongi sertifikat low blue-light dan anti-flicker dari TÜV Rheinland yang artinya adalah teknologi ini ramah untuk kesehatan dan kenyamanan mata.

Perbandingan antara ketajaman warna antara layar LCD & OLED (Source: asus.com)
Perbandingan ketajaman warna hitam antara layar LCD & OLED (Source: asus.com)

Tidak hanya keamanan dan kenyamanan saja. Fitur OLED ini juga juga memiliki ketajaman dan akurasi warna yang sangat tinggi (100%) pada color space DCI-P3, dimana hal ini bisa dibuktikan dengan adanya sertifikasi PANTONE Validated Display.

Perbandingan brightness antara LCD & OLED (Source: asus.com)

Buset dah! Udah layarnya ramah mata, ketajaman warnanya badabest banget deh! Tapi gini, laptopnya user friendly ga? Soalnya kalo layarnya bagus, tapi ribet, ngapain dipakai?

 

5. Nyaman Untuk Digunakan (User Friendly)

Laptopnya canggih, tapi pas dipakai kok malah jadi ribet, ga nyaman gitu ya? Wah, ini juga salah satu masalah yang sering banget dihadapi oleh para writerpreneur, termasuk saya. Fitur laptopnya sih canggih. Tapi ribet euy pas lagi pakenya.

Nah, apakah ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) itu laptop yang ribet? Kita akan lihat satu per satu:

A. Desain yang Nyaman Untuk Digunakan

Di masa new normal, keharusan untuk menjaga jarak adalah hal yang mutlak. Hal ini tentu akan berdampak pada model meeting, dimana kebanyakan meeting akan berjalan secara online.

Namun, ada momen tertentu yang mengharuskan untuk meeting secara offline dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang writerpreneur untuk melakukan presentasi; baik itu kepada klien maupun tim kerja.

ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) memiliki desain yang nyaman untuk digunakan, dimana desain ini mengusung mekanisme 180⁰ ErgoLift Hinge, dimana laptop ini tidak hanya bisa dibuka hingga 180⁰ saja, namun juga mengangkat bodi utamanya.

Dengan desain seperti ini, Anda bisa tetap melakukan presentasi sambil menjaga jarak sesuai dengan protocol kesehatan.

 

B. Ukuran Layar yang Besar & Touchscreen

Pada saat melakukan presentasi, tim kerja maupun klien Anda seringkali kesulitan dalam melihat tampilan di laptop dikarenakan layar yang kecil.

Begitupun pada saat Anda bekerja, dimana seringkali Anda kerepotan karena harus menscroll layar laptop untuk melihat tampilan pekerjaan Anda.

Perbandingan besaran layar 16:9 dan 16:10 (Source: asus.com)

ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) memiliki rasio layar 16:10 yang beresolusi 2.8K (2880×1800) dan bila dibandingkan dengan pendahulunya, yaitu 16:9, ukuran layarnya menjadi jauh lebih besar.

Plus, dengan adanya fitur touchscreen, kegiatan bisnis bisa tetap Anda lakukan dengan maksimal. Mulai dari presentasi, browsing, sampai tanda tangan dokumen secara digital.

 

C. Adanya “Layar Kedua”

Seringkali seorang writerpreneur harus melakukan pekerjaan yang multitasking. Misalnya, pada saat ia membuat artikel, ia juga harus memeriksa kapan artikel tersebut harus diposting atau deadline pengerjaan artikel tersebut.

Selain itu, biasanya untuk hiburan, mereka juga sering memutar spotify atau menonton youtube. Namun, disaat mereka ingin menonton video atau mengganti lagu, seringkali mereka harus keluar dari layar kerja mereka dan melakukan hal tersebut yang membuat mereka harus mempause pekerjaan mereka.

Apa kesamaan kedua hal diatas? Kesamaannya adalah, mereka harus keluar dari layar kerja utama untuk melakukan hal tersebut yang seringkali membuat efisiensi maupun produktifitas pekerjaan mereka menjadi terganggu.

Fitur ScreenPad™ 2.0 sebagai “layar kedua” (Source: asus.com)

Tapi tenang saja, ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) memiliki sebuah fitur unik yang tidak dimiliki oleh laptop lain, yaitu ScreenPad™ 2.0 yang berfungsi untuk layar kedua sekaligus touchpad ditambah adanya fitur yang bisa menampilkan antarmuka tambahan di aplikasi utama Microsoft office.

Selain itu, ScreenPad™ 2.0 juga memiliki tombol shortcut untuk MS Office, sehingga Anda tidak perlu repot untuk menghafal rumus maupun menekan kombinasi tombol shortcut yang seringkali membuat ribet.

Mau kerja sambil ganti lagu di spotify? Bisa. Kerja bikin artikel sambil cek atau update jadwal deadline? Bisa banget. Terus kalau sambil nonton video/youtube bisa juga?

Bisa dong, karena adanya fitur App Switch, dimana Anda bisa memindahkan aplikasi apapun yang ada di layar utama ke dalam ScreenPad™ 2.0 dengan sangat mudah, sehingga kegiatan multitasking Anda bisa menjadi semakin mudah.

D. Fitur Teknologi Peredam Suara

Pernah ga pas lagi zoom meeting atau lagi berbicara dalam sesi webinar, tiba-tiba ada suara seperti ini:

Tahu-tahu bulat

Digorengnya dadakan

Satu lima ratus

Kalau duanya seribu

Tahu bulat wakwawwww.

Nyebelin ga menurut Anda? Belum gangguan yang lain seperti suara hujan, petir, bocil main di depan rumah, dsb yang berakibat konsentrasi Anda menjadi semakin buyar dan tidak fokus dengan meeting atau webinar tersebut.

Anda tidak usah khawatir dengan masalah ini, karena Zenbook 14X OLED (UX5400) dilengkapi dengan teknologi ASUS AI noise-canceling audio, dimana ini adalah fitur kecerdasan buatan yang mampu memfilter suara-suara yang mengganggu pada saat Anda melakukan zoom meeting.

Selain itu, ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) juga menyediakan aplikasi The ClearVoice Mic yang tidak hanya  mampu memfilter suara bising disekeliling Anda, namun juga menormalkan suara individu pada saat konferensi berlangsung dan fitur ClearVoice Speaker yang membantu Anda mendapatkan kualitas kejernihan suara peserta atau lawan bicara Anda dalam konferensi atau meeting online.

Man, ini laptopnya user friendly banget. Fiturnya udah bukan ramah lagi, tapi udah sampai bikin penggunanya dimanja habis-habisan! Nah, ada satu masalah lagi nih yang belum terselesaikan.

Kalau benar-benar user friendly, apakah kinerja prosessornya moncer? Karena salah satu masalah yang dihadapi oleh para writerpreneur adalah kinerja laptopnya yang lemot sehingga mengganggu produktifitas.

Apakah ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) ini memiliki kinerja prosessor yang ekstra cepat atau malah ekstra lambat?

 

6. Kinerja Ekstra Cepat

Salah satu kebutuhan bagi writerpreneur jaman now adalah desain grafis dan tidak semua kebutuhan desain grafis menggunakan canva. Ada kalanya dimana mereka secara khusus harus menggunakan software tertentu untuk kepentingan khusus. Misalnya, membuat cover ebook dengan model 3D.

Photoshop, illustrator, maupun lightroom adalah software pilihan terbaik yang bisa digunakan untuk ketiga hal ini. Sayangnya, di satu sisi, software ini juga menjadi sebuah bencana.

Kapasitas ukurannya yang besar membuat prosessor menjadi lambat dimana hal ini menjadi sebuah momok bagi para writerpreneur. Belum lagi ukuran file kerjanya yang cukup besar serta grafisnya yang jadi pecah. Jadi, lengkaplah sudah penderitaan mereka.

Ga usah khawatir mengenai hal ini, karena Laptop modern ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) sudah diperkuat oleh prosesor Intel® Core™ generasi ke-11 terbaru dan juga Intel® Iris® Xᵉ graphics, sehingga kinerja laptop bisa menjadi semakin cepat, anti lemot dan grafis yang dihasilkan juga semakin tajam.

Selain processornya yang super edan, Zenbook 14X OLED (UX5400) punya kapasitas penyimpanan memori sebesar 16GB plus penyimpanan berupa PCIe SSD yang punya kapasitas hingga 1TB. Bisa dikatakan, kapasitas penyimpanan ini sudah sangat besar untuk sebuah ukuran laptop.

 

Kesimpulan

Industri kreatif semakin berkembang pesat dari waktu ke waktu, dimana banyak sekali tuntutan yang harus mereka hadapi. Tidak terkecuali writerpreneur, dimana mereka memiliki banyak kebutuhan diluar keahlian utama mereka, sehingga mau tidak mau mereka harus siap dengan multitasking.

ASUS memahami hal ini, dimana mereka berinovasi untuk meluncurkan produk dengan fitur yang mampu menjawab permasalahan mereka agar mereka bisa semakin produktif dan mampu memberikan yang terbaik bagi klien, sehingga mereka bisa tetap produktif dan menghasilkan cuan dari tulisan dengan maksimal.

 

Beberapa fitur ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) diatas hanyalah sebagian dari beraneka macam fitur yang ada dan tidak bisa saya jelaskan satu per satu.

Namun bisa disimpulkan bahwa laptop ini sangat memenuhi keenam syarat yang saya sebutkan diatas untuk mendukung kinerja writerpreneur agar menjadi semakin produktif.

Berikut adalah fitur lengkap dari ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) diambil dari press release resmi ASUS berdasarkan rangkuman dari website resmi ASUS:  https://www.asus.com/Laptops/For-Home/Zenbook/Zenbook-14X-OLED-UX5400-11th-Gen-Intel/techspec/

So, sudah siapkah Anda menjadi seorang writerpreneur bersama ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400)?

Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) Writing Competition bersama bairuindra.com

Jika Bermanfaat, Silahkan Bagi Kepada Orang Lain

Previous Post
tek.id
Kehidupan Lifestyle Motivasi

4 Unsur Stoicism Dalam Film Dr Strange in the Multiverse of Madness

Next Post
Cover Utama
Kesehatan

5 Mitos Menyesatkan Mengenai Catering Sehat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *