Dr Strange in the Multiverse of Madness menjadi salah satu film terbaik yang pernah dirilis oleh Marvel. Bagaimana tidak? Dalam 9 hari penayangan saja di USA, film ini masih menduduki puncak box office dengan pendapatan melampaui 550 juta dollar US atau 8 trilliun rupiah di minggu kedua penayangannya.
Dikutip dari Variety oleh suarasurabaya.net pada Sabtu (14 Mei 2022), film yang disutradarai oleh Sam Raimi dengan dibintangi oleh Benedict Cumberbatch, Elizabeth Olsen, Xochitl Gomez, Benedict Wong & Christina Applegate ini juga tidak memiliki saingan di bioskop pada saat pemutarannya.
Film ini juga merupakan sekuel dari film Spiderman: No Way Home, dimana Dr Strange harus membereskan kekacauan antar Semesta yang terjadi akibat ulahnya yang menggunakan sihir untuk membuka gerbang portal antar dimensi.
Selain itu, ia juga harus melindungi seorang jagoan muda bernama America Chavez yang merupakan salah satu kunci utama dalam membereskan kekacauan ini supaya Semesta bisa kembali normal seperti sediakala dengan bantuan Wong.
Menurut pendapat saya, ini adalah salah satu film terbaik Marvel yang pernah saya tonton, karena Marvel sendiri sudah mulai berani mengenalkan karakter-karakter yang sebenarnya kurang populer di mata umum.
Tidak hanya itu saja. Di fase keempat dalam film Marvel, mereka secara tersirat mulai mengkampanyekan nilai-nilai kemanusiaan yang secara tidak kita sadari nyata dan terjadi di dalam keseharian kita.
Salah satunya ada dalam film Dr Strange ini. Kebanyakan dari penonton hanya melihat keseruan efek sihir secara umum saja. Namun, jika mau dilihat secara mendalam, ada beberapa unsur stoicism yang terkandung dalam film ini dan sangat erat dengan keseharian kita yang digambarkan secara tidak langsung melalui 2 tokoh utamanya, yaitu Dr Strange & Scarlett Witch.
Unsur tersebut adalah:
1. Jangan Mengendalikan Hal yang Tidak Bisa Kita Kendalikan
Apa kesamaan antara Dr Strange & Wanda? Mereka memiliki karakter yang sama, yaitu pengekang & overcontrol/segala sesuatunya h arus bisa mereka kendalikan. Dr Strange berpendapat bahwa Dr Christine Palmer harus menjadi kekasihnya, sedangkan Wanda harus memiliki anak-anaknya, yaitu Billy & Tommy, dimana sebenarnya anak-anak tersebut tidaklah nyata, melainkan hanya sihir atau ilusi yang diciptakan oleh Wanda. Namun sayangnya, takdir berkata lain.
Mereka berdua tidak bisa mendapatkan hal yang mereka inginkan. Tentu saja ini membuat perasaan mereka berdua kecewa.
Dalam keseharian, seringkali kita berpendapat bahwa kita harus bisa mengendalikan atau meraih takdir atau hal yang kita inginkan. Namun, jika Semesta berkehendak lain, maka hal tersebut seringkali berlawana dengan apa yang kita harapkan dan membuat kita stress.
Marcus Aurelius pernah mengatakan bahwa “You have power over your mind – not outside events. Realize this, and you will find strength. (Anda memiliki kekuatan melebihi pikiranmu-bukan peristiwa diluar sana. Sadari ini dan Anda akan menemukan kekuatan yang lebih.)”
Satu-satunya cara yang dapat kita lakukan adalah bagaimana kita merespons peristiwa tersebut melalui pikiran dan tindakan kita. Apakah kita meresponsnya dengan emosional atau dengan bijaksana dan menjadikan hal tersebut sebagai pembelajaran dalam catatan kehidupan kita?
2. Arti Kebahagiaan?
“Are you Happy?” Ini adalah pertanyaan yang paling sering muncul dalam film ini. Salah satunya pada saat Wanda yang berubah menjadi Scarlett Witch menanyakan kepada Dr Strange apakah dia bahagia berada di dalam Semesta yang ia tempati saat ini, dimana dia tidak bisa menikahi kekasihnya.
Lalu, Scarlett Witch menawarkan kepadanya sebuah penawaran, dimana jika Dr Strange mau memberikan America Chavez kepadanya supaya ia bisa menguasai seluruh Semesta agar ia bisa mengambil Billy & Tommy, maka ia akan mengirimkan Dr Strange ke dalam Semesta dimana ia bisa hidup bahagia dengan Dr Christine Palmer.
Alih-alih mengambil tawaran tersebut, Dr Strange malah menolak tawaran tersebut yang membuat Scarlett Witch menjadi marah dan membuat kekacauan di Kamar Taj & Semesta yang lain.
Kebahagiaan. Sebuah hal kecil yang mungkin kelihatannya remeh, namun dampaknya sangat besar bagi masing-masing individu. Sebuah hal yang sebenarnya sangat simple, namun seringkali menjadi sebuah kebohongan besar karena dipakai untuk memusakan Hasrat kalangan tertentu saja.
Banyak orang yang berusaha mengejar kebahagiaan yang sesungguhnya semu & palsu. Padahal, semakin kita kejar, maka ia akan semakin menjauh dan menjadikan kita semakin sedih dan depresi.
Seneca, salah satu filsuf stoic mengatakan bahwa “Kita seringkali menderita karena imajinasi dibandingkan dengan kenyataan.”
Faktanya, inilah yang terjadi di sekeliling kita, dimana banyak orang yang dijejali berbagai macam kebahagiaan semu yang tiada habisnya dimana mereka harus terus menerus mengejarnya sampai mereka tidak tahu kapan harus berhenti melakukannya.
Akibatnya, yang bisa kita saksikan sekarang: tingkat depresi yang naik secara signifikan.
3. Jangan Mengejar atau Mencari Kebahagiaan
“Know that they’ll be loved.” – Wanda 838
Hanya demi mengambil Billy & Tommy, Sacrlett Witch rela melakukan apapun sampai harus memakan korban nyawa yang sangat banyak. Namun pada akhirnya, yang ia temukan justru sebaliknya.
Billy & Tommy yang berada di Universe 838 menjadi sangat takut, bahkan mereka sampai melawan untuk dibawa ke Universe Scarlett Witch. Disinlah Scarlett Witch menjadi bingung, mengapa hal yang terjadi justru sebaliknya.
Akan tetapi, Wanda 838 mengingatkan bahwa mereka akan baik-baik saja. Mereka akan selalu dijaga, dilindungi dan disayangi.
Begitu juga pada saat Dr Strange menghadapi Evil Strange, dimana Evil Strange berkata “Pada saat aku menemukan versiku yang berada di Semesta lain, aku tidak menemukan apapun selain kekacauan.”
Tanpa disadari, hal ini juga pernah atau bahkan sering dialami dan disaksikan juga oleh kita dalam keseharian kita. Mungkin Anda pernah berusaha mati-matian untuk mencapai hal yang Anda inginkan? Atau Anda pernah melihat orang yang melakukan segala hal demi mencapai kekayaan atau ketenaran?
Tapi apakah mereka mendapatkan hasil yang mereka inginkan? Tidak. Justru sebaliknya. Hanya kekecewaan dan kekosongan lah yang mereka dapatkan. Inilah yang disebut sebagai backward Law atau Hukum kemunduran/kebalikan yang lebih dikenal sebagai paradox.
Aldous Huxley, seorang filsuf dan penulis asal Inggris pernah berkata:
“The harder we try with the ‘conscious will’ to do something, the less we shall succeed.”
Semakin kita berusaha keras, semakin sedikit kita sukses. Semakin kita mengejar kebahagiaan, maka kebahagiaan tersebut semakin menjauh dari kita. Membingungkan bukan? Tapi inilah kenyataan yang terjadi dalam Semesta ini.
Seringkali orang mengejar keras keinginan semu, namun mereka melupakan hal yang seharusnya mereka butuhkan dan sampai mengorbankan hak yang seharusnya menjadi milik orang lain. Pada akhirnya, semua itu hanyalah ilusi semata, karena kebahagiaan/keinginan itu tidak akan pernah habis untuk dikejar.
Epictetus pernah berkata “Wealth consists not in having great possessions, but in having few wants.” (kekayaan tidak dalam kondisi memiliki banyak keinginan/harta, namun dalam memiliki keinginan yang sedikit.)
4. Amor Fati
“I love you in Every Universe”- Dr Strange
Kalimat I love you in every Universe yang diucapkan oleh Dr Strange kepada Dr Palmer mungkin bukan hanya gombalan semata saja, namun sebenarnya ini menunjukkan makna yang mendalam yaitu menerima dan mencintai garis takdir yang sudah diberikan Semesta kepada dirinya.
Pada akhirnya, baik Dr Strange yang tidak bisa memiliki dr Palmer, maupun Scarlett Witch yang tidak bisa memiliki Billy & Tommy menyadari bahwa mereka harus melepaskan hal yang tidak bisa mereka kendalikan atau raih dan mencintainya sebagai sebuah takdir atau nasib kehidupan mereka yang sudah diatur oleh Semesta.
Inilah yang disebut Amor Fati, atau mencintai takdir yang sudah diberikan kepada Sang Pencipta atau Semesta kepada kita. Pada saat kita berusaha, namun jika Semesta berkehendak lain, cintailah dan terima hal tersebut; baik atau buruk hasilnya. Menerima segala hal yang sudah diberikan Semesta kepada kita sekarang.
Ada kalanya harus bekerja, namun ada kalanya harus beristirahat. Ada kalanya harus bergerak, namun ada kalanya harus berhenti. Ada kalanya harus mempertahankan dan ada kalanya harus melepaskan. Begitulah fase kehidupan yang akan terus bergerak pada porosnya layaknya jam yang terus berputar tanpa akhir.
Mungkin konsep inilah yang menginspirasi Friedrich Nietzsche untuk menciptakan konsep Amor Fati, supaya manusia bisa melihat bahwa manusia tidak harus menanggung apa yang tidak dapat diubah, namun harus mencintainya.
Konsep ini sebenarnya juga sudah didengungkan oleh Epictetus dimana ia pernah berkata
“Do not seek for things to happen the way you want them to; rather, wish that what happens happen the way it happens: then you will be happy.”
Salah satu kutipan pembicaraan yang menarik lagi antara Dr Strange dengan Wong adalah pada saat Dr Strange menanyakan mengenai apakah dia bahagia dan penasaran dengan versi dirinya di Semesta lain.
Namun Wong menjawab “Sometimes I do wonder about my other lives. But I’m still grateful of this one. Even with its own tribulations.” (Terkadang saya penasaran dengan diriku yang lain. Namun saya bersyukur dengan kehidupanku sekarang, bahkan dengan segala kekacauannya.)
Berusahalah, namun jika Semesta berkehendak lain, terimalah hal tersebut. Bersikaplah tegar dan jalanilah dengan penuh optimisme. Cintailah segala hal yang tidak bisa kita kendalikan, meskipun hal tersebut membawa kekacauan, namun hal tersebut bisa membawa kita menuju ke tempat yang (mungkin) lebih baik untuk kita.
Catatan tambahan:
Dengan adanya konsep Multiverse ini, saya mulai menyadari bahwa kita sebagai manusia tidaklah sendirian di Semesta yang luas ini dan Bumi yang kita tinggali ini hanyalah satu dari Triliunan Semesta yang berada di luaran sana.
Bahkan membuka kemungkinan bahwa ada Semesta lain yang mirip dengan dunia kita, dimana ada versi lain dari diri kita yang sedang menjalankan “tugasnya”.
Pada akhirnya kita sadar bahwa kita bukanlah siapa-siapa. Kita hanyalah satu dari kuadrantrilliun algoritma Semesta yang menjalankan kehidupan sesuai dengan algoritma Semesta layaknya sebuah program computer supaya keberadaan Semesta ini bisa berjalan dengan baik.
Bahkan sampai kita menemukan makna yang ada dalam hidup ini, kita bukanlah siapa-siapa sampai kapanpun dan barangkali di suatu masa dimana semuanya akan musnah, punah dan hancur sampai tak bersisa.
Atau…..???
Ah sudahlah, jalani saja kehidupan ini. Bukankah lebih baik kita merasakan dan menikmati pengalaman hidup dibandingkan harus mencarinya?
(Tulisan ini hanya menyampaikan sudut pandang yang ditangkap oleh penulis dari film Dr Strange in the Multiverse of Madness. Jika ada pendapat lain mengenai film atau hal ini, silahkan sampaikan pendapat Anda.)