Sejak beredarnya covid 19, dunia ikut berubah. Perilaku manusia juga menjadi semakin berubah. Banyak hal-hal yang membuat saya dan Anda semua menjadi shock. Cara hidup kita yang awalnya kita anggap “normal” berubah drastis.
Ada banyak hal yang amat sangat merugikan manusia. Namun di sisi lain, muncul hal-hal baru yang tidak diduga akan membuat manusia semakin bersyukur. Ada banyak sekali pelajaran-pelajaran yang tak terduga yang bisa kita ambil hikmahnya selama pandemi ini. Diantaranya adalah:
- Produktifitas Itu Tidak Harus Keluar Rumah
Sejak PSBB diberlakukan, kita tidak bisa nnamanya kongkow atau hangout bareng lagi. Meeting-meeting yang biasanya kita lakukan di resto atau café di mall, sekarang sudah menjadi zoom atau google meeting. Begitu pula dengan acara workshop yang biasanya dilakukan di hotel maupun aula tertentu. Sekarang bisa dilakukan di rumah.
Kita pun menjadi sadar bahwa produktifitas tidak selalu identik dengan namanya pertemuan di luar rumah. Pertemuan online pun bisa menjadi hal yang produktif. Bahkan menjadi sangat umum dan praktis, karena bisa menghemat biaya yang sangat besar (Terutama untuk pengeluaran transportasi dan konsumsi)
Bahkan karena harus melakukan self quarantine, beberapa kawan saya (termasuk saya) malah menjadi semakin produktif dan kreatif; baik itu menghasilkan karya maupun penghasilan. Nah, siapa bilang di rumah aja ga bisa produktif?
- Mensyukuri Hal yang Kecil
PSBB memaksa sebagian besar orang untuk melakukan WFH (Work From Home). Awalnya memang sangat menyulitkan, namun lama-lama orang akan terbiasa dengan hal ini. Mungkin hal ini akan dianggap sedikit remeh.. Akan tetapi, dari WFH ini ada sebauh hal kecil yang tidak disangka akan kita syukuri.
Keluarga dan pekerjaan. Coba Anda renungkan sejenak, sebelum covid ini, berapa banyak dari Anda yang tidak memiliki waktu untuk berkumpul bersama keluarga? Entah karena lokasi kerja Anda sangat jauh dari rumah sehingga macet? Ataupun kesibukan meeting yang berganti lokasi sehingga Anda harus pulang lebih malam?
Lalu pekerjaan. Apakah Anda masih memiliki pekerjaan? Jika ya, syukurilah. Karena dengan Anda masih memiliki pekerjaan, Anda bisa membantu perusahaan Anda untuk tetap bisa survive atau bahkan Anda bisa berkontribusi kepada perusahaan supaya perusahaan tetap bisa memberikan yang terbaik. Bahkan lebih kepada masyarakat, terutama masyarakat yang terkena dampak pandemi ini.
Kedua hal ini yang selama ini Anda anggap remeh, sekarang seolah menjadi sangat bernilai layaknya sebongkah berlian. Hebatnya lagi, kedua hal ini bisa menjadi sebuah balance yang bisa dikatakan ajaib. Mengapa? Karena dengan adanya PSBB yang memaksa Anda untuk WFH, Anda bisa memiliki waktu yang berkualitas dengan keluarga Anda plus pekerjaan bisa Anda kerjakan dari rumah juga. Dengan kata lain, Anda memiliki life balance yang sangat baik.
- Luxury Things Is Useless (?)
Jika Anda memperhatikan berita-berita yang beredar saat ini di media online, Anda pasti akan mengetahui bahwa beberapa brand-brand mewah yang sudah familiar di telinga kita BANGKRUT. Sebut saja Victoria’s Secret yang mengalami penurunan penjualan sebesar 37% atau sebesar USD 1.65 miliar dalam kuartal pertama tahun ini. Padahal, tahun lalu penjualan di kuartal pertama mencapai USD 2.63miliar yang dibandingkan tahun lalu. Akibatnya, mereka harus menutup 250 toko mereka di USA dan Kanada.
Lalu ada ZARA dimana mereka harus menutup 1.200 gerai mereka di seluruh dunia. Belum lagi forever 21 yang mengumumkan bangkrut dan menutup 178 toko mereka di dunia. Bahkan Starbucks juga mengalami kerugian sebesar Rp 42 Trilliun akibat covid 19 ini.
Coba Anda perhatikan. Apakah ada sebuah mata rantai yang saling terhubung dari peristiwa ini? Apakah ada 1 kesamaan dari hal ini? Jika Anda perhatikan, semua brand ini adalah brand mewah yang seringkali digunakan orang untuk membuat dirinya “naik kelas” atau bahasa kerennya pansos.
Namun dalam sekejap saja, brand ini “dirontokkan” oleh sebuah virus kecil yang bernama covid 19. Gila bukan? Seolah-olah alam semesta “menampar” kita supaya sadar bahwa kemewahan sebuah merek barang tidak akan menjamin hidup Anda berkualitas.
Lalu, apa yang menjadikan hidup Anda berkualitas?
- Menghargai Diri Anda Sendiri
Saya akan bertanya kepada Anda lagi. Apakah Anda selama ini meluangkan waktu untuk mendengarkan diri Anda sendiri? Atau Anda sendiri malah tergoda maupun terpengaruh oleh perkataan orang disekitar Anda untuk membeli barang-barang mewah namun Anda sendiri sebenarnya tidak suka atau terpaksa membeli barang tersebut demi gengsi semata?
Well, saatnya menyadari dan mengikuti suara hati nurani Anda. Sadarilah bahwa diri Anda adalah mereka atau brand yang paling berharga diantara semua brand termahal apapun di dunia ini. Anda itu unik dan memiliki banyak sekali kelebihan yang belum Anda gali sepenuhnya dikarenakan Anda lebih memilih mengikuti suara kemunafikan masyarakat yang sebenarnya menginginkan Anda untuk jatuh.
Sekarang disaat pandemi ini, apakah Anda lebih memilih untuk mengikuti suara hati Anda yang paling dalam untuk menjadi diri Anda yang sesungguhnya? Atau Anda masih terpengaruh untuk melakukan hal yang wasting?
Pilihan di tangan Anda
- Shifting Is Real
Shifting sebenarnya sudah lama terjadi, terutama di era teknologi seperti ini. Namun sayangnya, manusia tidak peka sama sekali dengan perubahan ini. Ada banyak sekali shifting yang muncul dan baru kita sadari saat covid 19 sudah terjadi.
Misalnya kantor virtual (Virtual Office). Sebelum adanya pandemi, orang menganggap remeh bahkan mentertawakan konsep seperti ini, karena modelnya yang tidak jelas. Namun saat pandemi seperti ini, omset mereka justru melesat naik. Dikarenakan banyak perusahaan berpikir dengan menerapkan konsep WFH, maka mereka bisa menghemat operasional kantor sangat banyak. Selain itu, life balance karyawan juga menjadi lebih baik dengan model WFH.
Selain itu, banyak bisnis yang juga mengalami shifting. Misalnya restoran, dimana awalnya mereka menyediakan tempat untuk kongkow. Sekarang, mau tidak mau mereka juga harus menyediakan sistem delivery dan frozen food demi mempertahankan kelangsungan bisnis mereka.
- Enjoy The Present Moment
Banyak dari kita seringkali mengkhawatirkan mengenai masa depan maupun masih terikat dengan masa lalu. Atau sebaliknya, kita seringkali terbuai dengan mimpi-mimpi masa depan yang bisa dikatakan “Masih Tidak Begitu Jelas” .
Covid 19 ini seolah memberikan peringatan kepada kita bahwa jangan terlalu terbuai maupun khawatir dengan masa lalu maupun masa depan. Cukup nikmati saja present moment atau moment sekarang yang ada di depan mata kita. Nikmati semua hal yang sudah diberikan oleh Sang Pencipta. Jangan mengeluh. Perbanyak bersyukur.
- Jangan Gengsi Untuk Belajar
Saat saya memutuskan untuk belajar mengenai internet marketing, banyak orang yang mencemooh saya. Mereka mengatakan bahwa hal ini tidak akan mungkin berkembang di masa depan. Selain itu, mereka berpendapat bahwa bisnis konvensional secara offline amat sangat jauh lebih menguntungkan dibandingkan online.
Selain itu, saya juga dianggap aneh dan gila karena terlalu mengkhayalkan sesuatu yang amat sangat tidak jelas sama sekali. Dan saat saya tawarkan mereka untuk belajar online, mereka tetap bersikukuh untuk tidak mau mempelajarinya.
Itu dulu. Namun sekarang? Seolah roda berputar sangat cepat sekali. Banyak orang (termasuk beberapa kawan saya) yang kelabakan karena usahanya mengalami kejeblokan, dimana omsetnya turun drastis. Saat saya berkata kepada mereka “Kenapa ga dibuat online aja?”, mereka menjawab “Udah telat. Gua udah ga bisa ngapa-ngapain lagi”
Sedih bukan? Itulah kenyataannya. Banyak orang yang merasa gengsi untuk belajar hal baru. Namun, disaat mereka merasa sudah terlambat, mereka baru sadar dan tidak bisa berbuat apa-apa. Tragis memang. Akan tetapi, hal inilah yang menjadi catatan dan peringatan bagi saya dan Anda untuk terus belajar dan mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan jaman yang ada.
Saya jadi teringat potongan lirik lagu Bob Dylan yang berjudul The Time They Are A’ Chiangin’. Lirik tersebut berbunyi:
“Then you better start swimmin’ or you’ll sink like a stone”
(Sebaiknya Anda mulai berenang atau Anda tenggelam seperti seonggok batu)
So, pilihannya hanya ada 2: Tetap survive dan beradaptasi dengan jaman atau mati tenggelam termakan oleh perubahan jaman.
Manakah yang Anda pilih?